Deteksi adalah langkah pertama dalam pencegahan. Menghentikan penyebaran HIV satu tes sederhana pada suatu waktu. The OraQuick ADVANCE® Rapid HIV-1/2 Antibodi Test mendeteksi antibodi terhadap HIV-1 dan HIV-2 dalam 20 menit.
Daftar di PayPal, lalu mulai terima pembayaran menggunakan kartu kredit secara instan.

Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS)

Latar Belakang

  • IBBS 2007: Prevalensi gonore dan klamidia di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia
  • Penggunaan kondom inkonsisten
  • Resistensi obat gonore
  • Kepatuhan menghabiskan obat klamidia rendah
  • IMS meningkatkan risiko terinfeksi HIV
  • Periodic Presumptive Treatment (PPT) melengkapi intervensi pengendalian IMS yang sudah ada.
4 Elemen Kunci PMTS Komprehensif
  1. Komunikasi Perubahan Perilaku
  2. Penguatan pemangku kepentingan setempat (kepemimpinan, kebijakan lokal, Perda, keterlibatan pemilik wisma, mucikari, PPS, dll)
  3. Pengelolaan  kondom dan pelicin  (pemasokandan distribusi)
  4. Skrining dan layanan IMS & PPT.
Monitoring dan evaluasi ketat dari 4 elemen diatas.
Pemain Utama
  1. Kepemimpinan tingkat lokal
  2. Distributor kondom
  3. Klinik IMS
  4. Populasi berisiko tinggi
  5. LSM
Perangkat (Petunjuk Teknis)

  1. Komponen I (Komunikasi Perubahan Perilaku)
  2. Komponen II (Penguatan Pemangku Kepentingan)
  3. Komponen III (Manajemen Rantai Pasokan Kondom dan Pelicin)
  4. Komponen IV (Skrining dan Pengobatan IMS dan PPT)
Komponen I
Dalam konteks program PMTS, perubahan perilaku yg diharapkan adalah:
  1. Perilaku seksual yang tidak berisiko tertular IMS termasuk HIV
  2. Perilaku selalu mencari layanan kesehatan yang benar.
Kelompok Sasaran Kunci
  1. Primer/Prioritas I: PPS (Perempuan Pekerja Seks)
  2. Sekunder/Prioritas II: Pelanggan (Laki-laki, Laki-laki Pekerja Seks, GWL)
Ruang lingkup:
  1. Pemberian Informasi Kesehatan Seksual
  2. Diskusi Interaktif Kelompok
  3. Konseling
  4. Pengembangan Peer Educator (partisipasinya dalam kegiatan pencegahan dan pengobatan IMS termasuk PPT)
  5. Pembentukan / pengembangan Pokja Lokasi yang melibatkan partisipasi komponen-komponen yang  terlibat di lokasi PPS (Satuan Polisi Pamong Praja, RT, RW, Mucikari)
  6. Pengembangan Sistem Rujukan (Pengobatan IMS, VCT)
  7. Meningkatkan dan mengoptimalkan partisipasi PPS (Pemberdayaan PPS) dalam pencegahan dan pengobatan IMS
  8. Kegiatan advokasi
Komponen II
Tujuan: menciptakan lingkungan yg kondusif utk perubahan perilaku berisiko pd individu & kelompok dg melakukan transformasi lingkungan sosial
Tahapan penguatan pemangku kepentingan:
  1. Mengenali permasalahan di lokasi
  2. Memunculkan kesadaran kritis
  3. Membangun pemahaman bersama terhadap persoalan di lokasi
  4. Membangun Kesepakatan bersama
  5. Melakukan aksi
  6. Refleksi, evaluasi, dan aksi.
Komponen III
Tujuan: menjamin agar kondom dan pelicin selalu tersedia dan terjangkau dalam jumlah cukup di lokasi.
Ruang lingkup:
  1. Persiapandan penggalian kebutuhan
  2. Manajemen pengadaan dan pemasokan
  3. Manajemen penyimpanan
  4. Manajemen pendistribusian
  5. Mekanisme promosi ke pelanggan  PPS
Elemen Kunci Ketersediaan dan Pengelolaan Kondom:
  1. Ketersediaan: jumlah cukup, mudah diperoleh, harga terjangkau, memenuhi standar kualitas
  2. Pengelolaan: ada sistem pengelolaan kondom, ada penanggung jawab dan petugas pengelola (keterlibatan pemangku kepentingan dalam sistem), ada outlet, ada sistem monitoring untuk mengontrol.
Komponen IV
PPT (Periodic Presumptive Treatment):
  1. Untuk seluruh target populasi, tiap 3 bulan
  2. Semua populasi yang ditargetkan dianggap terinfeksi Gonore dan Klamidia
  3. Tidak melihat ada penyakit / tidak, ada keluhan / tidak
  4. Sasaran: seluruh PPS (terjadwal) & PPS baru (setiap waktu)
PPT secara drastis dapat menurunkan prevalensi kasus gonore dan klamidiasis sementara saja. PPT dilakukan bersamaan dengan skrining dan pengobatan IMS dg obat yang efektif sesuai Pedoman Nasional jika :
  1. prevalensi GO/klamidiasis masih > 20%
  2. Komponen 1,2,3 dalam PMTS telah siap.
Perhatikan:
  1. PPT terbukti dapat menurunkan IMS tetapi jika penggunaan kondom rendah, IMS akan kembali meningkat
  2. PPT TIDAK untuk selamanya
  3. Ketika IMS turun, harus tetap dipertahankan dengan Penggunaankondom
  4. Penting: cakupan yang besar/luas (Semakin banyak PS yang diobati, semakin banyak kuman yang akan dibunuh)
Keuntungan Paket Obat PPT:
  1. Belum dilaporkan ada resistensi di Indonesia
  2. Dosis tunggal, mudah diminum dengan pengawasan >> kemungkinan tidak patuh minum obat keci >> risiko resistensi lebih kecil
  3. Cepat menurunkan IMS >> durasi penyakit lebih singkat
  4. Risiko HIV berkurang >> efektif untuk IMS tidak bergejala
  5. Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Target:
  1. PPS; semua PPS di lokasi terpilih, PPT dengan obat efektif
  2. Klien di lokasi: pengobatan IMS seperti biasa
Dampak:
  1. Penurunan prevalensi: gonore dibawah 10 %, klamidia dibawah 10%
  2. Peningkatan penggunaan kondom sampai 80%
Obat dan ESO:
  1. Obat harus diberikan bersama dan diminum di depan petugas
  2. ESO Azitromycin & Cefixime: mual, muntah, pusing, sakit kepala, diare
  3. Pesan KL/PL ke PPS sehari sebelum pelaksanaan: makan dulu atau perut sudah terisi, sebagian ada ESO berbeda tiap orang, jangan bersihkan/cuci vagina.
Sumber: http://www.eurekaindonesia.org/program-pencegahan-hiv-melalui-transmisi-seksual-pmts/

0 komentar:

Posting Komentar