Oleh: Michael Carter, aidsmap.com, 28 Mei 2008
Dua jenis tes HIV oral terbukti sangat akurat dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Namibia. Hal ini
dilaporkan dalam Journal of Acquired Immunde Deficiency Syndromes edisi 1 Mei 2008. Penelitian ini
dilakukan pada pasien yang terinfeksi HIV subtipe C dan tes OraQuick menunjukkan 100% akurat,
sedangkan tes OraSure adalah 98,9% akurat. Para peneliti berpendapat bahwa tes HIV oral dapat dipakai
untuk membantu diagnosis HIV di rangkaian terbatas sumber daya dan membantu mengumpulkan
informasi surveilans.
Untuk merancang prakarsa pencegahan dan pengobatan secara tepat, penting untuk memiliki informasi
surveilans HIV yang akurat. Hal ini khususnya berlaku di Afrika Selatan tempat epidemi yang terus
berkembang. Tes cairan mulut berpotensi menjadi alat yang bermanfaat dalam proyek pengamatan ini.
Dua jenis tes HIV oral sudah disetujui di AS (OraQuick dan OraSure) dan terbukti mampu mendiagnosis
infeksi HIV secara akurat. Tetapi penelitian tentang ketepatan tes tersebut dilakukan di negara di mana
sebagian besar pasiennya terinfeksi HIV subtipe B. Hanya sangat sedikit informasi tentang keakuratan
kedua tes ini pada peserta yang sebagian besar terinfeksi HIV non-subtipe B.
Oleh karena itu para peneliti merancang penelitian lintas seksi (atau “snap-shot”) untuk meneliti
ketepatan kedua tes HIV oral tersebut. Populasi penelitian melibatkan 273 perempuan hamil dengan
status HIV yang tidak diketahui di Namibia. Subtipe HIV yang paling utama di tempat ini adalah HIV
subtipe C.
Dua contoh cairan mulut dikumpulkan dengan memakai tes OraQuick danOraSure. Contoh darah
diambil dari perempuan dan dites terhadap antibodi HIV untuk menilai ketepatan tes oral tersebut.
Tes darah menunjukkan bahwa 70 (26%) perempuan terinfeksi HIV. Hasil OraQuick tersedia untuk
seluruh 273 perempuan dan 100% akurat. Enam hasil OraSure dikeluarkan karena tidak diberi label
nama dengan baik, dan tiga (1,1%) hasil tidak sesuai dengan hasil dari tes darah pasangannya. Hal ini
termasuk dua hasil negatif palsu dan satu hasil positif palsu.
Para peneliti berpendapat bahwa dua hasil negatif palsu mungkin karena cairan mulut yang dikumpulkan
tidak cukup banyak, atau karena pasien memiliki antibodi HIV yang sangat rendah.
“Sepengetahuan kami, penelitian ini adalah yang pertama melaporkan hasil tes darah ELISA dengan
cairan mulut pada populasi yang paling banyak terinfeksi dengan HIV subtipe C”, para peneliti menulis.
Mereka menambahkan, “sehubungan dengan banyaknya subtipe C di daerah prevalensi tinggi, misalnya
Afrika selatan dan timur serta India, tes cairan mulut yang disetujui dapat sangat bermanfaat untuk
meningkatan upaya surveilans di tempat yang paling membutuhkannya.”
Ringkasan: Oral HIV tests yield accurate results in southern Africa
Sumber: Hamers RL et al. Diagnostic accuracy of 2 oral fluid-based tests for HIV surveillance in Namibia. J Acquir Immune Defic Syndr 48:
116 – 118, 2008.
0 komentar:
Posting Komentar